Uji Faktor C Rekombinan (rFC).adalah metode yang banyak digunakan untuk mendeteksi endotoksin bakteri, juga dikenal sebagai lipopolisakarida (LPS), Endotoksin adalah komponen membran luar bakteri Gram-negatif yang dapat menyebabkan respon inflamasi yang kuat pada hewan, termasuk manusia.Uji rFC didasarkan pada penggunaan Faktor C yang direkayasa secara genetik, suatu enzim yang secara alami ditemukan dalam darah kepiting tapal kuda dan terlibat dalam jalur pembekuan.Dalam uji rFC, Faktor C rekombinan digunakan untuk mendeteksi keberadaan endotoksin dengan mengukur Dengan mengukur kandungan substrat yang terpecah dengan adanya endotoksin.Dibandingkan dengan metode deteksi endotoksin tradisional, seperti uji Limulus Amebosit Lysate (LAL) yang menggunakan darah kepiting tapal kuda, uji rFC dianggap lebih terstandarisasi dan dapat direproduksi, karena tidak bergantung pada penggunaan reagen yang berasal dari hewan.Uji rFC juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, karena mengurangi kebutuhan pengumpulan dan penggunaan kepiting tapal kuda dalam deteksi endotoksin.
Uji rFC disetujui oleh otoritas pengatur, seperti Farmakope Amerika Serikat (USP), Farmakope Eropa (EP), dan Farmakope Tiongkok (CP) untuk digunakan dalam pengujian kendali mutu obat-obatan dan peralatan medis.
Keuntungan uji faktor c rekombinan
Uji Faktor C Rekombinan (rFC) menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode tradisional untuk mendeteksi endotoksin, seperti uji Limulus Amebosit Lysate (LAL).Beberapa keuntungan dari pengujian rFC meliputi:
1. Standardisasi: Uji rFC adalah teknologi DNA rekombinan yang menggunakan protein tunggal yang ditentukan sebagai reagen pendeteksi.Hal ini membuat pengujian ini lebih terstandarisasi dan tidak terlalu rentan terhadap variabilitas dibandingkan dengan pengujian LAL, yang mengandalkan penggunaan campuran protein kompleks yang diekstraksi dari darah kepiting tapal kuda.
2. Reproduksibilitas: Uji rFC memiliki tingkat reproduktifitas yang tinggi, karena menggunakan satu protein tertentu sebagai reagen pendeteksi.Hal ini memungkinkan hasil yang konsisten, bahkan pada batch yang berbeda dan banyak reagen.
3. Mengurangi penggunaan hewan: Uji rFC adalah metode yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendeteksi endotoksin, karena tidak memerlukan penggunaan hewan hidup atau hewan kurban, seperti kepiting tapal kuda.
4. Hemat biaya: Pengujian rFC umumnya lebih hemat biaya dibandingkan pengujian LAL, karena berkurangnya kebutuhan akan hewan hidup dan sifat pengujian yang lebih terstandarisasi.
5. Stabilitas: Uji rFC kuat dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengujian kendali mutu obat-obatan, peralatan medis, dan produk lain yang mungkin mengandung endotoksin.
6. Persetujuan peraturan: Uji rFC telah disetujui oleh otoritas pengatur seperti Farmakope Amerika Serikat (USP), Farmakope Eropa (EP) dan Farmakope Tiongkok (CP) untuk digunakan dalam pengujian kendali mutu obat-obatan dan peralatan medis.Hal ini memberikan tingkat keyakinan yang tinggi terhadap keandalan dan keakuratan pengujian.
Untuk memenuhi berbagai permintaan, Bioendo juga memproduksi dan menyediakan alat uji uji endotoksin bekuan gel metode tradisional, alat uji bekuan gel cepat, alat uji uji endotoksin kuantitatif termasuk “alat uji endotoksin turbidimetri kinetikDanalat uji endotoksin kromogenik kinetik” .
Waktu posting: 19 Februari-2023